Desember 15, 2016

BPR Diminta Hindari Eksekusi Aset


Atasi Kredit Macet

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebisa mungkin menghindari eksekusi atau lelang aset milik debitur yang menjadi agunan kredit.
Sebab, jika terjadi kredit macet, dan aset itu dieksekusi atau dilelang, maka debitur akan tambah merugi, sebab biaya eksekusi ditanggung debitur. Ketua Perbarindo Komisariat Soloraya, Aziz Soleh mengusulkan, jika kredit macet sudah sulit diatasi, sebaiknya aset dijual, sebelum dilelang dan dieksekusi. Tentu saja dengan izin atau persetujuan perbankan. Dengan penjualan aset, maka tidak terlalu merugi dan debitur bisa mendapatkan harga jual pantas. ”Saya sangat berharap ada hubungan komunikasi baik antara debitur dengan teman-teman BPR, sehingga kalau ada apa-apa bisa dirembuk bersama. Kalau ada kredit macet, ada win-win solution, sehingga tidak terlalu merugikan salah satu pihak,” kata dia di sela-sela pelatihan kepemimpinan ”The Art of Leadership”, kemarin.
Lebih lanjut, Direktur Utama BPR Bekonang Sukoharjo itu mengatakan, sejak dibentuk OJK Solo pada Juli lalu, satuan tugas (satgas) pengendali kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) Soloraya terus bekerja. Demikian juga dengan satgas serupa di tiap kabupaten/ kota yang dibentuk. Pada tahap awal, para pimpinan BPR yang ada di satgas saling memberi informasi debitur bermasalah di sejumlah BPR. ”Informasi ini penting agar BPR tidak mengulang kekeliruan dalam menyalurkan kredit,” jelasnya.

Jiwa Kepemimpinan
Sementara itu, ketika membuka pelatihan kepemimpinan, Deputi Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo, Bambang Triyanto menekankan agar para direktur atau direktur utama BPR mempunyai jiwa kepemimpinan atau leadership. Berbeda dari manajer atau direktur yang mengutamakan sistem komando atau struktural, menurut dia, seorang pemimpin atau leaderlebih banyak menggunakan hati dalam memimpin, sehingga lebih hati-hati.
Menurut dia, bukankah prinsip kehati-hatian itu sama dengan prinsip dalam memimpin bank. ”Saya kira kalau setiap bank atau BPR itu pimpinannya menerapkan prinsip kehati-hatian, BPR yang ada akan sehat,” kata dia. (G8-76)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar