Desember 20, 2015

Waspadai Hepatitis A di Masa Pancaroba



Di masa peralihan musim, biasanya, banyak muncul kejadian luar biasa (KLB) sampai wabah penyakit. Untuk menghindarinya, kita mesti menjaga kebersihan makanan dan menerapkan pola hidup sehat.
=========


Sejak pekan ketiga November sampai pekan pertama Desember 2015, puluhan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) menderita hepatitis A. Bahkan, ada seorang mahasiswa IPB yang meninggal dunia. Pihak IPB pun menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) atas terjadi infeksi hepatitis A tersebut. Jumlah kasus terus meningkat bahkan sampai puluhan mengingat kejadiannya berawal di kampus maka jumlah yang terinfeksi bisa lebih besar lagi. Bila tidak dilakukan upaya-upaya pencegahan yang signifikan, KLB ini bisa menjadi wabah.

Menurut pengamat kesehatan yang juga Staf Pengajar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr. Ari F. Syam Sp.Pd, infeksi hepatitis A merupakan infeksi yang endemis di masyarakat kita.  Dari pengalaman klinis Ary F. Syam, jumlah kasus akan meningkat di akhir kemarau dan di masa awal musim hujan seperti saat ini.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB, Yonny Koesmaryono, menegaskan, hepatitis A yang merebak di kampus bukan merupakan wabah. Namun, dia mengakui jika kondisi saat ini masuk dalam kategori KLB.

"Mahasiswa saat ini dalam kondisi yang sangat sibuk untuk menghadapi ujian akhir semester (UAS), sehingga mungkin mereka tidak memerhatikan pola makan. Sedangkan makanan yang tersedia belum tentu bersih. Ditambah memasuki musim hujan yang menyebabkan sanitasi terhambat," jelas Yonny.

Tidak hanya penetapan KLB, IPB juga mengambil langkah-langkah pencegahan dan penanganan kasus hepatitis. Salah satunya dengan membentuk kelompok kerja (Pokja) Pencegahan dan Penanggulangan Hepatitis di Lingkungan Kampus IPB, sebagaimana dilansir dari laman IPB.

Pokja penanggulangan wabah hepatitis beranggotakan unit-unit kerja terkait di lingkungan IPB di antaranya seafast Center (aspek food safety), Fakultas Kedokteran Hewan (aspek zoonosis dan kesehatan masyarakat), Departemen Gizi Masyarakat (aspek gizi), Direktorat Pengembangan Bisnis (aspek pengelolaan kantin di lingkungan IPB dan sekitarnya).

Selain itu, masih ada Direktorat Kemahasiswaan (aspek kesejahteraan mahasiswa), Poliklinik IPB (aspek kuratif), Biro Umum (aspek kebersihan lingkungan kampus), Organisasi Kemahasiswaan IPB - Biro Hukum, Promosi dan Humas (aspek informasi dan komunikasi).

Pihak IPB berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota dan Kabupaten Bogor untuk tindak lanjut secara komprehensif. Secara khusus, Poliklinik IPB akan melakukan langkah-langkah koordinatif untuk penanganan kasus ini.

"Melalui langkah-langkah tersebut diharapkan kasus berjangkitnya hepatitis di lingkungan kampus IPB bisa segera ditangani dan dicegah penyebarannya," tutur Yonny Koesmaryono.

Bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Pokja langsung bergerak melakukan penelusuran penyebab awal mewabahnya virus tersebut di kalangan mahasiswa.

"Kami sudah melakukan tindakan pencegahan, mengontak Dinas Kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, tim surveilans juga bergerak mencari pola penyebarannya seperti apa," jelas Prof Yonny Koesmaryono, akhir pekan lalu.

Kepala Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, dr Koesnadi, mengatakan hasil penelusuran akan diketahui setelah sampel makanan dan air yang diambil oleh tim surveilans selesai diuji laboratorium. "Polanya baru bisa diketahui setelah hasil laboratorium keluar sekitar 1--2 minggu lagi," tambahnya.

Penularan Hepatitis A melalui oral itu bisa bersumber dari makanan yang dikonsumsi, atau air yang digunakan untuk minum, membersihkan peralatan makan.

"Upaya penyembuhan pasien menjadi utama, agar jangan sampai terjadi penularan, harus memutus mata rantainya. Caranya hati-hati makan di luar, pastikan keadaan warung bersih dan menerapkan pola higienis," kata Koesnadi.

Kepala Seksi Surveilans dan Epidemiologi, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Yessi Desputri, menambahkan, penularan Hepatitis A melalui oral, memiliki masa inkubasi 15 sampai 50 hari lamanya. "Kami mencari akar masalahnya, untuk mencari tahu polanya seperti apa sehingga pemeriksaan epidemiologi tidak menyebar ke mana-mana," terangnya.

Upaya menelusuri pola penyebaran dilakukan dengan mendata mahasiswa yang terjangkit dan sudah sembuh. Mereka ditanyakan sebelum sakit makan apa, dan di mana. Apakah mereka yang terjangkit berasal dari fakultas yang sama, atau asrama yang sama, atau satu tempat tinggal (indekos), atau makan yang sama di satu tempat, atau satu tempat ibadah yang sama. "Keterangan ini kita urut ke belakang, dari situ akan ketahuan polanya seperti apa, dan faktor risiko ada di mana," katanya.

Menurut Yessy Desputri, kondisi fisik mahasiswa yang rentan akibat tingginya aktivitas belajar ditambah cuaca musim hujan turut memicu mudahnya seseorang terserang virus tersebut. Upaya menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan sebelum makan diyakini dapat mencegah 80% penularannya.

"Perlu kewaspadaan, terutama di musim hujan. Biasanya penyakit yang kerap menucul adalah diare dan DBD. Tapi hepatitis juga muncul, ini perlu diwaspadai. Penyakit Hepatitis A ini gejalanya banyak tapi ringan, berbeda dengan Hepatitis B gejala sedikit tetapi berat (berbahaya)," tandasnya. (BN)


Boks:

Tentang Penyakit Hepatitis A


Apa sesungguhnya penyakit Hepatitis A? Bagaimana pula penularan atau penyebarannya? Dr. Ari F. Syam Sp.Pd, pengamat kesehatan yang juga Staf Pengajar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menyampaikan beberapa hal yang perlu diketahui mengenai penyakit ini.

Hepatitis A adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A,  ditularkan melalui makanan dan minuman tercemar, dan juga melalui kontak langsung. Selain itu hubungan seksual juga bisa menjadi penyebab tertular hepatitis A jika melakukan seksual secara anal atau oral.

Virus ini  terdapat pada feses pasien yang terinfeksi. Sebab itu, makanan dan minuman menjadi media utama penularan infeksi ini.

Biasanya pasien dengan hepatitis A datang ke dokter sudah kuning dan buang air kecil seperti air teh. Gejala yang timbul bisa ringan sampai berat. Bahkan, jika terjadi hepatitis fulminan akibat virus hepatitis A ini maka dapat menyebabkan kematian. 

Sebelumnya pasien mengalami common cold, seperti orang yang mengalami gejala flu, sakit-sakit badan, mual dan kadang disertai muntah, nafsu makan menurun dan lemas. Pasien juga merasakan nyeri di perut kanan atas karena memang pasien dengan infeksi hepatitis A yang meradang adalah livernya yang sebagian besar berada di perut kanan atas.

Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar bilirubin dan peningkatan yang tinggi dari SGOT dan SGPT. Pemeriksaan antibodi terhadap virus hepatitis A (anti HAV) yang memastikan bahwa seseorang tersebut terjangkit infeksi hepatitis A.

Obat-obatan yang diberikan sifatnya hanya menghilangkan gejala yang muncul, misal jika diare diberikan obat anti-diare, kalau mual diberikan anti-mual, jika demam diberikan obat anti-demam, jika lemas diberikan vitamin dan asupan makannya diperhaikan.

Obat suplemen hati kadang kala diberikan untuk mengurangi peradangan hati yang terjadi. Pasien memang perlu diisolasi dan jangan tidur sekamar dengan orang sehat, di RS pun biasanya pasien tidur hanyak sendiri di kamar dan dipisah dengan pasien lain.

Sebagian pasien memang tidak perlu dirawat tetapi bila pasien mengalami mual dan muntah dan tidak mau makan sebaiknya memang dirawat untuk mendapat infus cairan dan makanan.

Pencegahan yang terpenting adalah hidup sehat dengan makan yang teratur dan cukup gizi, istirahat cukup dan banyak mengkonsumsi buah dan sayur-sayuran. Cuci tangan pakai sabun yang rutin, sebelum dan sesudah makan dan setelah keluar dari toilet, apalagi penyakit ini tertular melalui makanan dan minuman. (*)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar