April 26, 2015

Kisah Karni, TKI Brebes yang Ditembak Mati di Arab Saudi

Kisah Karni, TKI Brebes yang Ditembak Mati di Arab Saudi
Desi Sri Rahayu (tengah) anak dari Karni binti Medi Tarsim, tenaga kerja Indonesia asal Brebes, Jawa Tengah, yang dieksekusi mati pemerintah Arab Saudi. Tempo/Dinda Leo Listy
Nuansa bahagia masih tersisa di rumah bercat hijau tanpa nomor itu. Sepekan lalu, si empunya rumah, Darpin, 40 tahun, baru menikahkan anak keduanya, Kadarisman, 17 tahun.

Namun sisa kebahagiaan segera sirna dan berganti isak tangis setelah dua petugas dari Kementerian Luar Negeri bertandang ke rumah di ujung gang RT 3 RW 2, Desa Karangjunti, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, pada Kamis, 16 April 2015 pukul 16.30 WIB.

“Kami ditugaskan untuk mengabarkan bahwa Bu Karni dieksekusi tadi pukul 10.00 waktu setempat (pukul 14.00 di Indonesia),” kata Kepala Seksi Repratriasi Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Muhammad Sabri.

Karni, 37 tahun, adalah istri Darpin. Sejak sekitar 18 tahun lalu, Karni mengadu nasib sebagai tenaga kerja Indonesia legal di Arab Saudi. Selama bekerja menjadi pekerja rumah tangga di Arab, Karni sudah berganti majikan sebanyak tiga kali.

Kakak Karni, Disti, 40 tahun, mengatakan adiknya biasa pulang kampung tiap dua tahun sekali. “Gaji bekerja di Arab Saudi hanya Rp 1,2 juta per bulan. Tapi dia bisa menabung dan hasilnya untuk merenovasi rumah ini,” kata Disti.

Disti mengatakan Karni terakhir kali pulang pada 2009. Di tahun itu juga Karni berangkat lagi ke Arab Saudi untuk bekerja di majikan ketiga yang tinggal di Kota Yanbu, Madinah. Pada Oktober 2012, Karni dilaporkan membunuh anak perempuan majikannya yang baru berumur empat tahun.

Pada 2013, Karni divonis pidana mati oleh pengadilan setempat. Sekitar 2,5 tahun Karni mendekam di penjara Madinah. Difasilitasi Kementerian Luar Negeri, Darpin dan ayah Karni, Medi Tarsim, 80 tahun, dua kali membesuk Karni pada Maret 2014 dan Maret 2015.

“Tiap bertemu hanya 10 menit,” kata Darpin yang bekerja sebagai petani. Tiap pertemuan, Karni hanya berpesan agar anak bungsunya, Desi Sri Rahayu, jangan sampai putus sekolah. Kini Desi berumur 10 tahun dan masih duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar.

Adapun dua kakaknya, Sukron Hidayat, 20 tahun, dan Kadarisman, 17 tahun, hanya mengantongi ijazah SD. Keduanya kini bekerja sebagai kuli bangunan di Jakarta. “Dia (Karni) tidak pernah bercerita soal eksekusi matinya,” ujar Darpin.

Informasi yang diperoleh Kementerian Luar Negeri dari Konsulat Jenderal RI di Jedah, Sabri mengatakan, Karni dipindahkan dari penjara Madinah ke penjara Kota Yanbu pada Kamis pagi. Tujuan pemindahan itu agar ahli waris korban atau keluarga majikannya bisa menyaksikan proses eksekusi mati Karni.

“Pemerintah sudah beberapa kali mengupayakan permintaan maaf untuk Karni,” kata Sabri. Namun nasib Karni hanya ditentukan dari pihak ahli waris korban atau keluarga majikannya. Hingga detik-detik terakhir sebelum algojo melakukan eksekusi mati, ahli waris tetap tidak memberi maaf. Karni pun mengembuskan napas terakhir dengan cara ditembak. (www.tempo.co)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar