
Jaksa Agung dan Kapolri (Foto: Antara)
Sebanyak delapan terpidana mati telah dieksekusi mati di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu dini hari tadi. Delapan orang itu merupakan rombongan eksekusi hukuman mati tahap dua yang dilakukan pemerintah Indonesia di mana Kejaksaan Agung (Kejagung) bertindak sebagai eksekutor.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Tony T Spontana menceritakan
saat ia bersama Jaksa Agung HM Prasetyo, dan Kapolri Jenderal Pol
Badrodin Haiti meninjau lokasi pascapelaksanaan eksekusi hukuman mati di
Pos Limus Buntu, Nusakambangan.
"Jaksa Agung, Kapolri, Jamintel, saya dan staf langsung mendarat di Tunggul Wulung lalu menyeberang langsung melihat lokasi tempat eksekusi pos Limus Buntu. Jadi, memang masih tampak bekas-bekas prosesi selama (eksekusi) bekasnya masih terlihat," cerita Tony saat dihubungi wartawan, Rabu (29/4/2015).
Tony menuturkan, saat meninjau lokasi eksekusi, Prasetyo dan Badrodin berdialog dengan para petugas yang telah melaksanakan eksekusi dengan baik seperti para jaksa ekskutor dan regu tembak.
Dua pimpinan lembaga penegakan hukum itu pun mengapresiasi pelaksanaan eksekusi tahap dua ini yang berjalan dengan lancar dan lebih baik ketimbang tahap pertama bulan Januari lalu. Banyaknya fasilitas yang sudah diperbaiki menjadi parameter pelaksanaan eksekusi tahap dua ini lebih baik.
"Cuaca mendukung, fasilitas sudah direhab lebih baik dari yang pertama. Misalnya, tempat pemandian jenazah itu bagus. Tenda yang dipersiapkan lebih bagus. Kemarin terpidana sendiri juga lebih rapih, begitu tembakan serentak 00.35 WIB lalu waktu pengendapan 10 menit. Dicek semua meninggal pada tembakan pertama," jelas Tony.
Setelah semua jenazah dipastikan meninggal dunia, tim dokter pun langsung mengurus jenazah tersebut hingga bersih dan dimasukkan ke dalam peti mati untuk selanjutnya dikirim ke alamat masing-masing terpidana mati.
"Selesai semua dibersihkan masuk ke keluarga pukul 04.30 WIB, kemudian dilanjutkan iring-iringan jenazah keluar dari lokasi menuju Cilacap dan tujuan masing-masing," tutur Tony.
Seperti diketahui, kedelapan terpidana mati yang telah ditembak pada Rabu dini hari tadi adalah Andrew Chan dan Myuran Sukumaran (WN Australia), Martin Anderson (terkonfirmasi WN Nigeria, sebelumnya disebut-sebut WN Ghana), Raheem Agbaje Salami (WN Spanyol), Rodrigo Gularte (WN Brasil). Kemudian, Sylvester Obieke Nwolise (WN Nigeria), Okwudili Oyatanze (WN Nigeria) Zainal Abidin (WN Indonesia).
Sedangkan Mary Jane, yang ditunda eksekusinya pagi hari tadi dibawa kembali ke LP Wirogunan, Sleman, Jogja, dan telah diserahterimakan kembali kepada Kalapas Wirogunan pada pukul 08.15 WIB.
"Karena Nusakambangan tidak ada fasilitas napi perempuan dan tadi diserahterimakan di Yogyakarta pukul 08.15 WIB dari pihak Kejaksaan, sebagai status titipan terpidana yang menanti eksekusi," tutup Tony.
"Jaksa Agung, Kapolri, Jamintel, saya dan staf langsung mendarat di Tunggul Wulung lalu menyeberang langsung melihat lokasi tempat eksekusi pos Limus Buntu. Jadi, memang masih tampak bekas-bekas prosesi selama (eksekusi) bekasnya masih terlihat," cerita Tony saat dihubungi wartawan, Rabu (29/4/2015).
Tony menuturkan, saat meninjau lokasi eksekusi, Prasetyo dan Badrodin berdialog dengan para petugas yang telah melaksanakan eksekusi dengan baik seperti para jaksa ekskutor dan regu tembak.
Dua pimpinan lembaga penegakan hukum itu pun mengapresiasi pelaksanaan eksekusi tahap dua ini yang berjalan dengan lancar dan lebih baik ketimbang tahap pertama bulan Januari lalu. Banyaknya fasilitas yang sudah diperbaiki menjadi parameter pelaksanaan eksekusi tahap dua ini lebih baik.
"Cuaca mendukung, fasilitas sudah direhab lebih baik dari yang pertama. Misalnya, tempat pemandian jenazah itu bagus. Tenda yang dipersiapkan lebih bagus. Kemarin terpidana sendiri juga lebih rapih, begitu tembakan serentak 00.35 WIB lalu waktu pengendapan 10 menit. Dicek semua meninggal pada tembakan pertama," jelas Tony.
Setelah semua jenazah dipastikan meninggal dunia, tim dokter pun langsung mengurus jenazah tersebut hingga bersih dan dimasukkan ke dalam peti mati untuk selanjutnya dikirim ke alamat masing-masing terpidana mati.
"Selesai semua dibersihkan masuk ke keluarga pukul 04.30 WIB, kemudian dilanjutkan iring-iringan jenazah keluar dari lokasi menuju Cilacap dan tujuan masing-masing," tutur Tony.
Seperti diketahui, kedelapan terpidana mati yang telah ditembak pada Rabu dini hari tadi adalah Andrew Chan dan Myuran Sukumaran (WN Australia), Martin Anderson (terkonfirmasi WN Nigeria, sebelumnya disebut-sebut WN Ghana), Raheem Agbaje Salami (WN Spanyol), Rodrigo Gularte (WN Brasil). Kemudian, Sylvester Obieke Nwolise (WN Nigeria), Okwudili Oyatanze (WN Nigeria) Zainal Abidin (WN Indonesia).
Sedangkan Mary Jane, yang ditunda eksekusinya pagi hari tadi dibawa kembali ke LP Wirogunan, Sleman, Jogja, dan telah diserahterimakan kembali kepada Kalapas Wirogunan pada pukul 08.15 WIB.
"Karena Nusakambangan tidak ada fasilitas napi perempuan dan tadi diserahterimakan di Yogyakarta pukul 08.15 WIB dari pihak Kejaksaan, sebagai status titipan terpidana yang menanti eksekusi," tutup Tony.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar