Romo Charles
Patrick Edward Burrow, Pastur dari Gereja Santo Stephanus, Cilacap, bukan kali
ini saja ditunjuk sebagai pendamping rohani bagi terpidana mati yang akan
dieksekusi di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan.
Sebelum
ditunjuk mendampingi terpidana mati berkewarganegaraan Brasil, Rodrigo Gularte,
ia juga pernah menjadi pendamping rohani bagi terpidana mati berkewarganegaan
Nigeria, Hansen Anthony Nwaolisa pada 2008.
"Saya
jadi pendamping rohani Anthony. Saya mendampingi hingga akhir," kata Romo
Carolus, sapaan akrabnya, kepada Okezone, Cilacap, Jawa Tengah, Minggu
(8/3/2015).
Bahkan, Romo
Carolus melihat langsung detik-detik Anthony meregang nyawa. Saat itu, Anthony
dieksekusi mati bersama terpidana asal Nigeria lain, Samuel Iwachekwu Okoye.
"Melihat ya. Karena mereka baru meninggal, karena mereka mengerang
kesakitan," ungkap Romo Carolus mengenang.
Menurut Romo
Carolus, saat menjalani eksekusi, Anthony dan Samuel mengenakan jubah hitam dan
di bagian dada kiri dipasang simbol target peluru ditembakkan. Dalam kesaksian
Romo Carolus, ada jeda waktu tujuh hingga delapan menit Anthony mengerang
kesakitan setelah ditembak tim regu eksekusi.
Romo Carolus
menambahkan, eksekusi mati Anthony dan Samuel terjadi pada
Jumat malam pukul 23.30 WIB. Ia menyatakan sebelum dieksekusi, Anthony sempat
meminta diberi air minum. "Dia minta minum dan diberi segelas air mineral.
Terus Anthony minta nambah satu gelas lagi, tapi hanya diminum setengah,"
terang Romo Carolus.
Sebelum
meminta air minum, kata Romo Carolus, Anthony memintanya mengambil selembar
uang Rp 100 ribu dan sapu tangan yang tersimpan di saku kiri. Selain
itu,Anthony juga meminta Romo Carolus mencopot sepatu yang dipakainya dan mengambil
jam tangan yang dititipkan ke sipir penjara.
"Tolong berikan ke istri saya," ungkap
Romo Carolus menirukan pernyataan Anthony. (http://news.okezone.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar