Sebagian menentang. Sebagian lagi memuji tindakan tegas pemerintahnya.
Pemerintah
China menyiarkan secara langsung eksekusi mati pelaku pembajakan dan
pembunuhan terhadap dua pelaut China. Eksekusi dilaksanakan Jumat
kemarin, 1 Maret 2013. Publikasi eksekusi mati ini mendapat reaksi
beragam dari publik di China.Sebagian menganggap siaran langsung tersebut tidak perlu dan sangat kejam. Sementara yang lainnya memuji tindakan tegas pemerintah yang melindungi warganya di luar negeri.
Dalam siaran langsung yang disiarkan selama dua jam oleh salah satu stasiun televisi China, digambarkan saat-saat terakhir Naw Kham dan ketiga komplotannya menuju ke lokasi eksekusi.
Didampingi pengawalan pihak kepolisian China yang mengenakan pakaian berwarna hitam, mereka terlihat memindahkan Kham dari penjara di selatan China ke dalam bus menuju lokasi eksekusi. Di sana keempat tahanan disuntik mati.
Dua hari sebelum dieksekusi, Kham sempat melakukan wawancara dengan sebuah stasiun televisi. Dia hanya tersenyum kecut ketika ditanyakan mengenai kasus yang sedang dihadapinya.
"Saya tidak dapat tidur selama dua hari dan telah berpikir banyak. Saya merindukan ibu saya dan tidak ingin berharap anak-anak saya kelak akan seperti saya," ujar pria berusia 44 tahun itu menjawab pertanyaan reporter seperti dikutip The Guardian, Jumat 1 Maret 2013.
Kasus Naw Kahm bermula ketika dirinya ditetapkan sebagai tersangka atas tindakan pembajakan dan pembunuhan terhadap pelaut asal China yang sedang membawa dua kapal kargo berisi minyak, apel dan bawang putih.
Ketika kapal ini memasuki jalur segitiga emas di perairan sungai Mekhong, mereka dihadang oleh segerombolan pembajak. 12 Orang pelaut ditemukan tewas di lokasi kejadian ketika pihak kepolisian Thailand tiba di sana.
Pemerintah China kala itu berang mengetahui peristiwa ini. Mereka langsung menurunkan kekuatan pasukan ke perairan sungai Mekhong untuk memburu si pelaku. Tak butuh waktu lama, polisi kemudian menetapkan Naw Kahm (asal Laos), Hsang Kham (asal Thailand), Zha Xika (asal Laos) dan Yi Lai (tidak diketahui kewarganegaraannya) sebagai tersangka utama.
Keempat pelaku akhirnya ditangkap pada musim semi lalu dan langsung diterbangkan ke China. Pengadilan kemudian menjatuhi hukuman mati pada akhir musim gugur lalu dengan tuduhan pembunuhan berencana, perdagangan narkotika, penculikan dan pembajakan.
Seorang peneliti badan Pemantau Hak Asasi Manusia, Nicholas Bequelin, mengatakan eksekusi di hadapan publik sudah lazim dilakukan di China hingga akhir tahun 1990-an.
"Biasanya mereka dieksekusi langsung di sebuah stadium. Tetapi saat ini metodenya sudah berubah. Secara bergantian para narapidana di bawa ke sebuah truk untuk dieksekusi di suatu tempat," ujar Bequelin kepada The Guardian. (http://dunia.news.viva.co.id/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar