Empat anggota geng kriminal Asia Tenggara yang membunuh 13 pelaut China di Sungai Mekong, menjalani hukuman mati, Jumat (1/3/2013). Stasiun televisi China, CCTV, bahkan menyiarkan secara langsung saat keempat terpidana mati itu digiring keluar dari selnya menuju tempat eksekusi.
Naw Kham, seorang pemimpin geng penyelundup narkoba asal Myanmar, dan tiga orang rekannya menerima hukuman suntikan mati. Dalam tayangan langsung itu terlihat jelas raut ketakutan di wajah mereka saat digiring menuju lokasi eksekusi.
Dalam siaran langsung itu, Naw Kham (43) sempat terlihat tersenyum sebelum petugas mengikatnya dan menggiringnya dari penjara Kunming di Provinsi Yunnan.
Dia kemudian dimasukkan ke dalam sebuah mobil minibus dan dibawa pergi. Sementara rekan-rekannya Hsang Kham (61) asal Thailand, Yi Lai (55) dan Zha Xika (28) dari Laos menyusul di belakangnya. Wajah dua terpidana yang lebih tua terlihat muram, sementara yang muda tak kuasa menahan ketakutan.
Awal pekan ini, CCTV sempat mewawancarai Naw Kham. Dalam wawancara itu Naw Kham menyatakan dia merindukan ibunya. “Saya rindu ibu. Di Segi Tiga Emas, orang baik bisa menjadi jahat. Anda tak akan kuasa menahan godaannya,” kata Kham.
“Saya harap anak-anak saya tak mengikuti jejak ayahnya. Saya harap mereka memiliki masa depan yang lebih baik dan berharap mereka belajar keras,” sambung dia.
Saat diperlihatkan foto keluarga para pelaut yang dibunuhnya, Kham menyatakan kesedihannya. “Saya sudah mengirim uang secukupnya untuk keluarga korban. Kesedihan mereka sama seperti yang saya rasakan. Saya juga punya anak. Saya ingin bersama anak-anak saya hingga tua,” ujarnya.
“Saya ingin hidup. Saya tak mau mati,” tambahnya lirih.
Dalam sidang yang digelar tahun lalu, keempat orang itu bersama dua orang lainnya, mengakui melakukan pembunuhan, penyelundupan narkoba, penculikan dan membajak dua perahu milik warga China pada Oktober 2011.
Kantor berita Xinhua menggambarkan Naw Kham sebagai ketua geng penyelundup narkoba terbesar di Sungai Mekong yang melintasi China, Laos, Myanmar, Thailand, Kamboja dan Vietnam itu. Di antara kawan-kawannya Naw Kham bahkan dijuluki Godfather.
Insiden pembunuhan 13 orang pelaut China itu memicu kemarahan di seluruh negeri Tirai Bambu. Apalagi foto-foto korban yang diikat dan ditutup matanya beredar luas di dunia maya. Sehingga persidangan para terpidana itu mendapat perhatian yang luas.
Siaran langsung yang diselingi wawancara dengan pakar di studio itu berlangsung selama dua jam. Di penghujung acara pernyataan Pemerintah Provinsi Yunnan ditayangkan. Isinya, menyatakan eksekusi Naw Kham dan rekan-rekannya sudah dijalankan. (AFP/http://rajawalinews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar