Juli 19, 2016

Eksekusi Rumah Dinas TNI Ricuh



DIEKSEKUSI – Petugas TNI-AD sedang berdialog dengan penghuni rumah dinas yang akan dieksekusi di Asrama TNI-AD Widuri, Selasa (5/1) pagi.DIEKSEKUSI – Petugas TNI-AD sedang berdialog dengan penghuni rumah dinas yang akan dieksekusi di Asrama TNI-AD Widuri, Selasa (5/1) pagi.Eksekusi rumah dinas TNI-AD di Asrama Widuri Jalan Bajak II Kecamatan Medan Amplas, Medan berlangsung ricuh, Selasa (5/1) pagi. Puluhan warga sekitar dan penghuni rumah berupaya menggagalkan proses eksekusi dengan menghadang langkah belasan prajurit Kodam I Bukit Barisan (BB). Aksi saling dorong pun tak terelakkan, hingga beberapa orang terjatuh.
Meski demikian, sebanyak empat unit rumah yang sebelumnya dihuni oleh keluarga purnawirawan, berhasil dikosongkan. Semua rumah yang sudah ditentukan, berhasil ditertibkan.
Informasi dihimpun, kericuhan itu bermula dari pemberitahuan untuk mengosongkan rumah kepada penghuni, beberapa waktu lalu. Namun, upaya pihak Kodam I/BB mendapat perlawanan dari warga. Mereka melakukan aksi bakar ban bekas di dua sisi jalan masuk Asrama Widuri, Selasa (5/1) sekira pukul 09.00 WIB.
Saat aksi itu, belasan prajurit Kodam I/BB, tiba dengan mengendarai dua unit dump truck Dalmas dan beberapa mobil. Namun warga tak gentar. Mereka melakukan penghadangan, hingga kericuhan terjadi. Namun, tetap saja belasan prajurit Kodam I/BB yang akan melakukan pengosongan memaksa masuk ke Asrama Widuri.
Begitu masuk, belasan prajurit Kodam I/BB langsung mengosongkan sebuah rumah yang berada di Barak Perwira. Seluruh barang dari dalam rumah yang disebut dihuni oleh keluarga Pak Jabrik itu, dikeluarkan lalu diletakkan di lapangan yang berada tepat di depan rumah itu.
Selanjutnya, belasan prajurit TNI-AD itu bergeser ke barak Kemuning. Namun, di rumah tersebut, warga memberikan perlawanan, hingga sekitar 1 jam lebih, pengosongan tidak kunjung dilakukan.
"Kalian jangan main bongkar. Kalian pikirkan kalau keluarga kalian seperti ini. Kami juga keluarga tentara. Tidak ada jiwa pejuang dan kemanusiaan kalian," ucap warga warga disusul sejumlah kaum hawa masuk ke teras rumah itu untuk membantu melakukan penghadangan.
Konsentrasi warga tiba-tiba terpecah. Sebahagian besar warga seketika pergi meninggalkan rumah tersebut. Mereka terlihat menuju Barak Garasi. Ternyata, di Barak Garasi, sebuah rumah dihuni oleh keluarga purnawirawan TNI bermarga Hutagaol sudah dikosongkan.
Namun, melihat sebahagian besar barang telah dikeluarkan dari dalam rumah, terlihat warga tidak dapat berbuat banyak dan membantu penguni rumah untuk mengamankan barang-barangnya.
“Kita tidak bisa onfire. Kebanyakan nengok-nengok saja. Terbatas kekuatan kita, ” ucap James Dean Manalu yang disebut-sebut sebagai koordinator dari warga yang melakukan penghadangan
Saat diwawancarai itu, tiba-tiba James Dean Hutagaol berlari. Pria yang memakai baju kaos berkerah berwarna hitam itu, terlihat memasuki sebuah rumah yang disebut-sebut dihuninya.
Kemudian dia keluar dengan menenteng sebilah parang. Selanjutnya, dengan cepat dia berlari menuju Barak Tusam yang kini dihuni Tagor Sibarani beserta keluarga. Begitu tiba, terlihat James langsung duduk di samping Tagor yang sedang duduk di teras rumah, disusul warga lainnya, termasuk kaum ibu.
”Sedang sakit suamiku, tega sekali kalian. Kami hanya pedagang kecil di pajak (pasar), ” ungkap istri Tagor Sibarani sembari menyerakkan bra bekas yang merupakan dagangannya.
Tidak sampai di situ, wanita itu tiba-tiba saja berlari meninggalkan rumah, menuju sebuah rumah yang berada tidak jauh dari rumahnya. Di depan rumah yang didatanginya itu, terlihat dia mengamuk sembari mengeluarkan kata-kata kasar. Ternyata penghuni rumah yang didatangi oleh wanita itu adalah anggota TNI Tagor Sibarani dan keluarganya.
”Kau tugas di Langkat, mau tinggal di rumah itu pula kau. Lagi pula, pangkat kau masih Pratu, mau tinggal di rumah besar pula kau. Sekarang sudah puas kaukan, ” ujar wanita itu histeris.
Prajurit TNI mengangkat sejumlah barang dari rumah yang dieksekusi di Asrama TNI-AD Widuri, Selasa (5/1) pagi.Prajurit TNI mengangkat sejumlah barang dari rumah yang dieksekusi di Asrama TNI-AD Widuri, Selasa (5/1) pagi.Sementara itu, seorang warga Sondang Hutangalung mengatakan, tindakan TNI anarkis dan telah melawan peraturan pemerintah Jokowi. "Karena pemerintah Jokowi telah memberi solusi. Penggusuran ini ada unsur tersembunyi. Kabarnya, asrama ini akan dijual," ucapnya.
Kapendam I/BB Kolonel Inf Enoh Solehudin ketika dikonfirmasi menyebutkan, pihaknya mencatat ada sekira 93 rumah di Asrama Widuri yang akan dikosongkan karena tidak sesuai peruntukan atau tidak dihuni oleh Prajurit TNI. Saat ini sekitar 9 rumah sudah dieksekusi.
Penertiban itu dilakukan, sambung Enoh, untuk penyelamatan aset negara dan juga mengingat masih banyak prajurit TNI Kodam I/BB yang aktif, belum memiliki rumah, sehingga mengontrak di luar. Pengosongan akan terus dilakukan secara bertahap.
"Penertiban rumah masih dilaksanakan. Itu kita lakukan sesuai tahapan. Untuk penertiban 6 rumah tadi, sudah jatuh tempo pada 31 Desember 2015. Untuk seluruhnya, ada 93 dari 570 rumah di Asrama Widuri, akan ditertibkan. Untuk penertiban, sejauh ini berjalan lancar," ujar Enoh.
Asisten Logistik Kasdam 1/BB Kolonel Arm Anggoro Nur Setiawan mengatakan, pengosongan rumah telah melalui tahap-tahap peringatan.
"Kami telah memberikan tiga surat peringatan, dan yang bersangkutan telah membuat surat kesanggupan untuk meninggalkan rumah pada 31 Desember 2015," katanya di Asrama Widuri.
Dia menambahkan, setelah rumah dikosongkan, rumah tersebut akan ditempati oleh prajurit yang telah habis kontrakan rumahnya. (Harian Andalas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar