Sejumlah ledakan terjadi di bandara Brussels dan
stasiun metro di pusat kota. Setidaknya 34 tewas dan 136 terluka. Dipastikan,
keduanya merupakan serangan teror.
=================
Setidaknya 23 orang tewas dan puluhan orang luka-luka akibat
ledakan bom di Bandara Brussel. Ada semacam rangkaian serangan teror melanda
bandara dan stasiun metro dekat markas Uni Eropa. Saksi menggambarkan kejadian
itu seperti kiamat.
Samir Derrouich, yang bekerja di sebuah restoran di bandara,
mengatakan kepada MailOnline bahwa ada dua ledakan yang hampir
bersamaan, yakni di meja check-in dan lokasi yang dekat dengan
Starbucks. "Mengerikan. Darah berceceran di mana-mana. Rasanya seperti
kiamat," ujar Samir, Selasa (22/3).
Ada dua ledakan bom yang mengguncang meja check-in
American Airlines di Brussel sekitar pukul 08.00 (07.00 GMT). Seusai ledakan
tersebut, darah dan potongan tubuh bercecer di mana-mana. Ledakan bom itu
menghancurkan jendela dan merontokkan atap bandara.
Sekitar 90 menit kemudian, ledakan juga menghantam stasiun
metro, hanya 400 meter dari markas Uni Eropa di pusat kota. Lembaga penyiaran
Belgia, VTM, mengatakan 10 orang tewas dalam ledakan di Stasiun
Maelbeek, yang berjarak sekitar 500 meter dari gedung Uni Eropa. Sistem kereta
metro di Brussel langsung ditutup setelah terjadi serangan itu dan gambar
menunjukkan penumpang telah dievakuasi dari stasiun kereta api.
Banyak korban luka akibat ledakan bom di dua tempat tersebut
yang terkena paku. Tubuh mereka dipenuhi paku tajam. The Guardian
melaporkan, setidaknya 184 orang terluka akibat ledakan dengan jumlah korban
tewas terus meningkat menjadi sedikitnya 34 orang. Sebab, banyak korban luka
dalam kondisi sangat kritis.
Ledakan ini terjadi hanya sehari setelah Menteri Dalam
Negeri Belgia memperingatkan kemungkinan serangan balas dendam setelah
penangkapan tersangka serangan Paris, Salah Abdeslam, pekan sebelumnya.
Di terminal kedatangan, lantai debu mengepul tebal dan orang
berdarah tertatih-tatih keluar dari bandara. Calon penumpang pesawat berlarian
ketakutan menyelamatkan diri keluar dari terminal.
Pemadam kebakaran yang memasuki gedung menemukan perangkat
yang belum meledak. Orang yang sudah melakukan check-in kemudian
perlahan-lahan dievakuasi melalui pintu darurat. Mereka tetap diperiksa dan diminta
meninggalkan semua tas yang ditenteng.
Penumpang pesawat dievakuasi menuju bus dan dibawa ke crisis
center, yang cukup jauh dari bandara. Perempuan dan anak-anak didahulukan dalam
evakuasi ini. Pemerintah Belgia telah menempatkan negara dalam situasi waspada
tingkat tinggi setelah terjadi ledakan. Museum kota dilaporkan juga langsung
ditutup. “Ini merupakan sebuah tragedi, sebuah hari yang kelam,” ujar Perdana
Menteri Belgia Charles Michel ketika memberikan pernyataan pada Selasa (22/3).
Raja Belgia, Philippe mengutuk teror bom yang disebutnya
sebagai serangan pengecut dan menjijikan. Pasca bom, Pemerintah Belgia
mengumumkan tiga hari berkabung nasional.
Simpati langsung dari Perdana Menteri Inggris David Cameron,
yang tengah memimpin pertemuan komite darurat pemerintah Inggris, Cobra, dan
pemimpin dunia lain. Mereka menyatakan belasungkawa kepada para korban dan
dukungan mereka di Twitter.
Komisi Eropa pun kemudian melarang stafnya bepergian.
Kristalina Georgieva, Wakil Presiden Komisi untuk Urusan Anggaran dan Sumber
Daya Manusia, meminta para staf komisi tetap tinggal di dalam.
Beberapa jam usai dua serangan itu terjadi, kelompok Islamic
State of Iraq and al Sham (ISIS) mengklaim sebagai pihak yang bertanggung
jawab atas serangan tersebut. “Para pejuang ISIS telah melakukan beberapa
serangan pemboman dengan sabuk peledak dan membawa alat peledak serta senjata
mesin pada Selasa kemarin. Mereka menyasar sebuah bandara dan stasiun kereta
bawah tanah di pusat ibukota Belgia,” ujar kantor berita AMAQ yang
dikenal memiliki jaringan dengan ISIS.
Pemerintah Belgia kemudian merilis beberapa foto dua pria
yang diduga sebagai tersangka pemboman. Di dalam foto itu, dua pria terlihat
tengah mendorong troli dengan tas yang diduga berisi bom ke dalam gedung
terminal. Pria ketiga ikut terekam di dalam foto. Dia mengenakan jaket berwarna
cerah dan sebuah topi. Menurut Jaksa Penuntut Umum, Frederic Van Leeuw, polisi
terus memburu tersangka ketiga. Sebab, dia terlihat kabur dari gedung terminal
bandara.
“Jika kalian mengenali orang yang ada di dalam foto atau
jika kalian memiliki informasi mengenai serangan ini, tolong hubungi petugas
kami. Kami menjamin informasi dan identitas kalian dirahasiakan,” ujar polisi
dalam pengumumannya seperti dikutip Reuters.
Mereka juga melakukan perburuan massal sejak Selasa lalu.
Beberapa lokasi juga dirazia oleh polisi Belgia. Salah satunya adalah sebuah
apartemen di area Schaerbeek. Dari apartemen itu, polisi menemukan bendera ISIS
dan sebuah alat peledak.
Dari perkembangan yang ada, terdapat Warga Negara Indonesia (WNI)
yang menjadi korban luka akibat ledakan bom di Bandara Zaventem. Korban
diketahui seorang wanita bersama kedua anaknya.
Menurut informasi dari Direktur Perlindungan WNI Kementerian
Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, wanita tersebut berada di Bandara Zaventem
karena tengah menanti waktu boarding ke dalam pesawat. Dia dan kedua
anaknya berencana kembali ke Indonesia untuk berlibur.
“Akibat ledakan bom ketiganya mengalami luka. Saat ini Ibu
dan satu anak perempuannya dalam perawatan intensif di ICU Rumah Sakit
University Hospital Lauven (UHL). Satu anak lainnya, laki-laki juga luka-luka
di rumah sakit yang sama namun kondisinya lebih stabil," ujar Iqbal seperti
dilansir Rappler pada Rabu (23/3).
Pihak KBRI dan imigrasi terus memeriksa status
keawarganegaraan korban, apakah ketiganya berstatus WNI atau sudah beralih
menjadi warga Belgia. Sebab, wanita yang menjadi korban menikah dengan pria
Belgia. "Menurut informasi dari sang suami, istrinya adalah WNI dan kedua
anaknya karena masih di bawah 18 tahun memiliki dwi kewarganegaraan. Saat ini
kami sedang cek data untuk mengonfirmasi kewarganegaraan ibu dan anaknya
tersebut," kata Iqbal.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari KBRI Brussel,
identitas korban diketahui Meilissa Aster Ilona. Dia dipastikan WNI dan tengah
berada di bandara bersama kedua anaknya Lucie Vansilliette (P) dan Philippe
Vansilliette (L). "Ketiganya saat ini masih dalam keadaan koma. Meilissa
Aster dan putrinya dilaporkan masih dalam keadaan kritis, sedangkan putranya
dalam keadaan stabil," ujar perwakilan KBRI Brussel.
Pasca ledakan bom di Bandara Zaventem dan stasiun kereta
bawah tanah di Maalbeek, Pemerintah Indonesia mengeluarkan imbauan agar 1.630
WNI yang bermukim di Belgia lebih waspada dan berhati-hati. Pemerintah juga
mengimbau agar menghindari tempat-tempat umum dan keramaian.
Serangan teror ke Belgia menimbulkan tanda tanya bagi publik
mengenai situasi keamanan di negara tersebut. Bagaimana mungkin pemerintah
setempat membiarkan pemeriksaan terhadap kaum ekstrim begitu longgar, khususnya
pasca terjadi penangkapan tersangka pelaku bom bunuh diri Paris, Salah Abdeslam,
di Brussel. (BN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar