Oktober 04, 2015

Rumor Malaysia-Singpura Protes Asap


Bencana asap nasional belakangan telah meluas ke skala internasional. Dua negara jiran –Malaysia dan Singapura—ikut merasakan asap kiriman dari Sumatera. Mereka protes lewat media sosial.
=========================


Kabut asap akibat pembakaran hutan dan lahan di Sumatra melanda sebagian wilayah Malaysia dan Singapura pada pertengahan September lalu. Warga di dua negara tetangga itu mulai merasakan kehadiran asap yang menyesakkan pernafasan. 

Kantor berita Associated Press melaporkan, sejumlah warga Kota Kuala Lumpur dan beberapa kota lainnya telah merasakan kehadiran asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang diduga berasal dari Sumatra.

Sebagaimana dilaporkan kantor berita Bernama, Direktur Kesehatan Kedah, Norhizan, mengatakan kabut asap di sejumlah wilayah di Malaysia sudah pada level "menganggu pernafasan".

Merasakan kabut asap imbas kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan serta Sumatera, sampai ke negara jiran Malaysia dan Singapura, warga negara tetangga pun menyindir di media sosial dengan hastag #TerimaKasihIndonesia. Gambaran keriuhan protes warga Malaysia dan Singapura di dunia maya dapat kita ikuti berikut:

"Selain mengklaim seni tradisional atau nilai budaya kami, tolong klaim juga kabut asap kalian Indonesia," kata Armstrong dengan akun @amirulzafran.

"#TerimaKasihIndonesia telah membuat hari-hari kami berkabut!!! dan (terima kasih) telah menjadi egois!! dan juga membuat banyak anak-anak pergi ke rumah sakit. Terima kasih!" ujar akun @drewsomnia.

Lainnya merespons dengan lebih satir,"#TerimaKasihIndonesia karena Anda memberikan kami, Malaysia dan Singapura, sebuah pemandangan musim salju," sindir Asyraf Zawawi melalui @AserapSebeng.

Dalam rentang waktu Jumat (11/09) lalu dan hingga 15 September tagar ini sudah dipakai hampir 12.000 kicauan.

Selain #TerimaKasihIndonesia, asap juga membuat warga Singapura kreatif. Mereka membuat meme yang menggambarkan aksi Godzilla, Gundam, dan Ultraman di jalan-jalan Singapura yang berkabut - menimbulkan reaksi yang jenaka.

Menanggapi protes warga Malaysia dan Singapura lewat hastag #TerimaKasihIndonesia, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, tak seharusnya warga Malaysia dan Singapura marah atas bencana kabut asap. Sebab, sebelum kabut asap melanda, Indonesia menyumbang udara yang baik ke dua negara tetangga.

Bahkan, menurut JK, warga Indonesia lebih menderita akibat serbuan kabut asap. "Kita ini lebih menderita. Negara tetangga sudah menikmati 11 bulan (kualitas udara yang bersih dari hutan Indonesia), jadi kalau sebulan asap ya itu risiko," ujar JK di Jakarta, Jumat (18/9/2015).

Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini juga mengaku, Pemerintah Indonesia sudah berusaha semaksimal mungkin memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan. Tapi proses pemadaman berlangsung sulit.

JK meminta agar warga Malaysia dan Singapura bersabar terkait kabut asap itu. Pasalnya di negara seperti Amerika Serikat saja, butuh waktu berbulan-bulan untuk memadamkan kebakaran hutan.

"Selalu saya katakan ini masalah alam, Indonesia sudah berusaha sekuat tenaga dan segala biaya sudah hampir 20 heli tapi ternyata sulit. Jangankan Indonesia, Amerika Serikat di California saja sampai berbulan-bulan tidak selesai," tegasnya.

Senada dengan Wapres JK, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan kabut asap sampai ke Malaysia dan Singapura karena faktor arah angin. Pada awal September (3/9) arah angin yang semula mengarah ke arah barat (dan bakal melewati Malaysia dan Singapura), pada hari berikutnya (4/9) cenderung ke arah utara dan timur laut. Jadi kabut asap ke Singapura dan Malaysia relatif sebentar.

"Kondisi angin di Sumatra sekarang dominan dari selatan ke utara sampai dengan arah timur laut," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Jumat (4/9).

Menurut Sutopo, kondisi angin seperti ini bisa terjadi karena tidak ada siklon (badai) tropis di sekitar Filipina dan Laut Cina Selatan.

Pada kasus kebakaran hutan dua tahun lalu (2013), lanjutnya, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Sumatra telah melanda Singapura dan Malaysia karena ada badai di Filipina dan Laut Cina Selatan. "Kejadian tahun 2013, ketika Singapura komplain (kepada pemerintah Indonesia), pada saat itu ada siklon di Filipina dan Laut Cina Selatam, sehingga asap yang di Riau saat itu semuanya ditarik menuju Cina Selatan dan melalui Singapura dan Malaysia," jelas Sutopo.

Lebih lanjut dia mengatakan, Indonesia hanya bisa melakukan antisipasi dengan melakukan pencegahan dan upaya pemadaman titik-titik api di Sumatra sehingga asapnya tidak menyebar ke negara tetangga. "BNPB nggak bisa pasang tembok di atas selat Malaka untuk menghalangi kabut asap," kata Sutopo.

Sampai pekan ketiga September belum ada protes resmi dari Singapura dan Malaysia ke Pemerintah RI. Menteri LHK Siti Nurbaya membantah kabar jika Singapura dan Malaysia melayangkan protes terkait dampak asap akibat kebakaran hutan. Menurut dia, otoritas pemerintah kedua negara itu hanya menghubungi pemerintah Indonesia untuk menanyakan upaya penanggulangan kebakaran hutan dan kabut asap.

Tingkat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Singapura pada 17-18 September 2015 sejak pukul 00.00 WIB terus mengalami penurunan. Dari angka 81 menurun di 73 per pukul 05.00 WIB. Penurunan ini mengindikasikan aksi tanggap pemerintah terhadap pembakaran lahan.

Untuk diketahui, ISPU normal berada di angka 50 ke bawah. Jika angkanya sudah di atas 50, artinya udara sudah tercemar. Jika angkanya melebihi 100, berarti kualitas udaranya sudah parah.

Menanggapi rumor protes negeri jiran Malaysia dan Singapura, Pakar Hukum Lingkungan Universitas Airlangga Prof. Dr. H. Suparto Wijoyo menyatakan bahwa kedua negara tetangga itu sejak lama melakukan protes dengan dilengkapi bantuan melakukan pembasahan. “Melakukan bom air dengan dukungan pesawat yang memadai. Jadi protes mereka hanya pada tataran public action dan bukan legal action. Kalau protes tidak menyelesaikan masalah sebagaimana yang sudah lima belas tahun ini dilakukan, coba deh lakukan legal action dengan mengajukan gugatan hukum. Pasti itu tidak ditempuh. Simak saja sejarahnya ke depan,” katanya.

Protes Malaysia dan Singapura atas kiriman asap pun berhenti sebatas rumor. (*)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar