![Ilustrasi penjara [google]](http://sp.beritasatu.com/media/images/original/20110411112936473.jpg)
Ilustrasi penjara [google]
Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM
Jawa Tengah menyatakan, lapas-lapas yang berada di pulau Nusakambangan,
Cilacap siap menampung para terpidana mati yang akan dieksekusi.
Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Tengah, Asminan Mirza, saat ditemui wartawan di Dermaga Wijayapura, usai peresmian klinik layanan terpadu penanganan dan penanggulangan HIV/AIDS di Lapas Besi, Nusakambangan, Selasa (17/2) sore.
"Kalau kita siap (menerima terpidana mati)" tegasnya.
Terkait penundaan pemindahan dua terpidana mati kasus narkoba asal Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, sampai Nusakambangan dinyatakan siap, Mirza mengaku belum ada informasi terkait penundaan itu.
"Kedatangan kami ke sini (Nusakambangan) tidak ada kaitan dengan masalah itu. Ini saya juga masih menunggu (pemindahan napi)" jelasnya.
Saat ditanya mengenai kesiapan ruang isolasi,yang menjadi salah satu penyebab penundaan pemindahan, dia menyebutkan, selama ini selalu berkoordinasi dengan kejaksaan jika terjadi permasalahan. Sedangkan terkait dengan tempat akan disesuaikan dengan kemampuan lapas.
"Kalau soal tempat, ya tergantung kemampuan kita. Kalau berhitung nanti di lokasi yang lebih memadai. Kita selalu koordinasi, kapan, tanggal berapa baru kita bisa sesuaikan" ujarnya.
Di tempat yang sama, Kepala Divisi Permasyarakatan, Yuspahruddin menegaskan tidak ada ruang isolasi di lapas Nusakambangan.
"Tidak ada itu (ruang isolasi). Yang ada hanya sel pengasingan, tidak hanya untuk para terpidana mati saja" terangnya.
Mengenai kapasitas, Yuspahruddin menyebutkan, saat ini cukup, namun belum mengetahui jumlah terpidana yang akan dieksekusi dari kejaksaan, sehingga belum bisa mengatakan cukup atau tidak.
"Berapa cukupnya, kalau seratus ya tidak cukup, Kita harus menunggu tanggal dari pihak kejaksaan" pungkasnya. [http://sp.beritasatu.com]
Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Tengah, Asminan Mirza, saat ditemui wartawan di Dermaga Wijayapura, usai peresmian klinik layanan terpadu penanganan dan penanggulangan HIV/AIDS di Lapas Besi, Nusakambangan, Selasa (17/2) sore.
"Kalau kita siap (menerima terpidana mati)" tegasnya.
Terkait penundaan pemindahan dua terpidana mati kasus narkoba asal Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, sampai Nusakambangan dinyatakan siap, Mirza mengaku belum ada informasi terkait penundaan itu.
"Kedatangan kami ke sini (Nusakambangan) tidak ada kaitan dengan masalah itu. Ini saya juga masih menunggu (pemindahan napi)" jelasnya.
Saat ditanya mengenai kesiapan ruang isolasi,yang menjadi salah satu penyebab penundaan pemindahan, dia menyebutkan, selama ini selalu berkoordinasi dengan kejaksaan jika terjadi permasalahan. Sedangkan terkait dengan tempat akan disesuaikan dengan kemampuan lapas.
"Kalau soal tempat, ya tergantung kemampuan kita. Kalau berhitung nanti di lokasi yang lebih memadai. Kita selalu koordinasi, kapan, tanggal berapa baru kita bisa sesuaikan" ujarnya.
Di tempat yang sama, Kepala Divisi Permasyarakatan, Yuspahruddin menegaskan tidak ada ruang isolasi di lapas Nusakambangan.
"Tidak ada itu (ruang isolasi). Yang ada hanya sel pengasingan, tidak hanya untuk para terpidana mati saja" terangnya.
Mengenai kapasitas, Yuspahruddin menyebutkan, saat ini cukup, namun belum mengetahui jumlah terpidana yang akan dieksekusi dari kejaksaan, sehingga belum bisa mengatakan cukup atau tidak.
"Berapa cukupnya, kalau seratus ya tidak cukup, Kita harus menunggu tanggal dari pihak kejaksaan" pungkasnya. [http://sp.beritasatu.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar