Jika kita flashback beberapa tahun kebelakang tepatnya tahun
2003, tentunya kita akan tahu sebuah kekuatan besar di timur tengah.
Adalah negara Irak, sebuah negara kaya minyak dan dipimpin
oleh seorang presiden yang bisa dibilang otoriter , dialah Saddam Husein.
Kekuasaan rezim Saddam Husein harus berakhir tatkala tentara
Amerika dan sekutunya menginvasi negara 1001 malam tersebut.
Tentara terkuat dan sebagai backing pemerintah Garda
Republik harus kocar-kacir dibombardir tentara sekutu yang dipimpin Amerika.
Mereka dipaksa menyerah dan harus mengakui kedigdayaan
Amerika.
Saddam pun harus melarikan diri dan menjadi buron
internasional.
Setelah Saddam diburu berbulan-bulan , akhirnya Saddam
tertangkap dekat kampung kelahirannya.
Saddam pun harus menjalani hukuman , karena ditetapkan
sebagai penjahat perang oleh dunia Internasional.
Oleh karena itu Saddam pun dihadiahi tiang gantungan untuk
menebus kejahatan perang yang telah dilakukannya.
Ternyata , tidak banyak yang diketahui publik tentang
eksekusi mati tersebut.
Kini anda akan segera tahu cerita tentang detik-detik
sebelum Saddam Husein dieksekusi.
Dari pengakuan seorang tentara Amerika yang juga tergabung
sebagai tim eksekutor ada pengakuan yang mengejutkan dari sang penguasa timur
tengah ini.
Adalah sebuah surat kabar Iris Yordania yang melaporkan pertama kali berita
tersebut.Diberitakan surat kabar tersebut seorang tentara Amerika membenarkan
bahwa mantan presiden Saddam Hussein terlihat tersenyum sebelum pelaksanaan
hukuman mati terhadapnya dilakukan.
Surat kabar Iris Yordan telah mendapatkan sejumlah pesan
media AS yang dikirimkan oleh seorang tentara AS kepada istrinya yang menggambarkan
saat-saat terakhir dalam kehidupan mantan Presiden Irak Saddam Hussein.
Tentara AS tersebut menggambarkan , pada saat akan dilakukan
pelaksanaan eksekusi mati terhadap Presiden Saddam Hussein, tentara Amerika itu
melihat Saddam lebih dekat dengan keajaiban dan tersenyum dalam menghadapi
kematiannya.
Surat kabar itu menambahkan, mengutip
perkataan tentara Amerika tersebut yang
mengatakan:
“Saddam tersenyum setelah pengucapan kesaksiannya sebelum
eksekusi, terus tersenyum sampai dia meninggal, hal ini
menunjukkan bahwa Saddam seperti sedang melihat sesuatu yang
membuat hatinya senang dan karena itu mengulang pengucapan kalimat syahadatnya
lebih dari sekali sampai dia meninggal.”
Sebagian dari apa yang dinyatakan dalam surat itu, menurut
surat kabar Yordania adalah:
“Saddam terlihat tegar, sementara para
eksekutornya terlihat takut, beberapa dari mereka gemetar
ketakutan dan yang lainnya untuk menutupi ketakutan menutup wajahnya dengan
penutup wajah menyembunyikan kepanikan mereka. Saya hampir keluar dari ruang
eksekusi,
ketika saya melihat Saddam tersenyum setelah dia mengatakan
simbol kaum muslimin (Laa Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah/tidak ada tuhan
selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah)
.
” Saya berkata pada diriku sendiri, tampaknya tempat ini
penuh dengan bahan peledak yang terkunci dalam eksekusi. Ini adalah kesimpulan
yang normal. Hal ini tidak terbayangkan bahwa seseorang tertawa beberapa detik
sebelum eksekusi terhadapnya dilakukan.Saya yakinkan Anda bahwa dia (Saddam)
tersenyum seperti ia melihat sesuatu yang tiba- tiba muncul di depan matanya ..
kemudian ia mengulangi simbol kekuatan umat Islam dan sejenisnya mungkin
kejadian ini mempunyai pesan moral yang kuat .. Percayalah, aku telah
melihat sesuatu!” tegas tentara AS tersebut.
Sebagai presiden, Saddam menciptakan
pemerintahan yang otoriter dan mempertahankan kekuasaannya
melalui Perang Iran-Irak (1980–1988) dan Perang Teluk (1991). Kedua perang itu
menyebabkan penurunan drastis standar hidup dan hak asasi manusia .
Pemerintahan Saddam menindas gerakan-gerakan yang dianggapnya mengancam,
khususnya gerakan yang muncul dari kelompok-kelompok etnis atau keagamaan yang
memperjuangan kemerdekaan atau pemerintahan otonom .
Sementara ia dianggap sebagai pahlawan yang populer di
antara banyak bangsa Arab karena berani menantang Israel dan Amerika Serikat,
sebagian orang di dunia internasional tetap memandang Saddam dengan perasaan
curiga,
khususnya setelah Perang Teluk 1991.
Saddam digulingkan dalam invasi Irak 2003
yang dipimpin oleh Amerika Serikat, dan
ditangkap oleh pasukan-pasukan AS pada 13 Desember 2003.
Pada 5 November 2006 Hakim Ketua Rauf Rasheed Abdel Rahman
menjatuhkan hukuman mati dengan cara digantung kepadanya atas kejahatan
terhadap
umat manusia .
Pada 26 Desember 2006 , Mahkamah Agung
Irak menyatakan untuk segera melaksanakan vonis yang telah
dijatuhkan. Pada 30 Desember 2006, Saddam dieksekusi.
Kini, kondisi Irak justru lebih parah karena ada perang saudara
antara pemerintah yang sah ( boneka Amerika ) dengan pemberontak yang menamakan
dirinya ISIS yang ingin menjadikan negara Irak sebagai pusat kekhalifahan. (http://hidden-secret.com/home/sejarah/sejarah-dunia/cerita-dibalik-eksekusi-mati-saddam-husein/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar