Maret 24, 2017

Cerita Dibalik Eksekusi Mati Saddam Husein



Jika kita flashback beberapa tahun kebelakang tepatnya tahun 2003, tentunya kita akan tahu sebuah kekuatan besar di timur tengah.
Adalah negara Irak, sebuah negara kaya minyak dan dipimpin oleh seorang presiden yang bisa dibilang otoriter , dialah Saddam Husein.

Kekuasaan rezim Saddam Husein harus berakhir tatkala tentara Amerika dan sekutunya menginvasi negara 1001 malam tersebut.
Tentara terkuat dan sebagai backing pemerintah Garda Republik harus kocar-kacir dibombardir tentara sekutu yang dipimpin Amerika.
Mereka dipaksa menyerah dan harus mengakui kedigdayaan Amerika.
Saddam pun harus melarikan diri dan menjadi buron internasional.


Setelah Saddam diburu berbulan-bulan , akhirnya Saddam tertangkap dekat kampung kelahirannya.
Saddam pun harus menjalani hukuman , karena ditetapkan sebagai penjahat perang oleh dunia Internasional.
Oleh karena itu Saddam pun dihadiahi tiang gantungan untuk menebus kejahatan perang yang telah dilakukannya.

Ternyata , tidak banyak yang diketahui publik tentang eksekusi mati tersebut.
Kini anda akan segera tahu cerita tentang detik-detik sebelum Saddam Husein dieksekusi.
Dari pengakuan seorang tentara Amerika yang juga tergabung sebagai tim eksekutor ada pengakuan yang mengejutkan dari sang penguasa timur tengah ini.

Adalah sebuah surat kabar Iris Yordania yang  melaporkan pertama kali berita tersebut.Diberitakan surat kabar tersebut seorang tentara Amerika membenarkan bahwa mantan presiden Saddam Hussein terlihat tersenyum sebelum pelaksanaan hukuman mati terhadapnya dilakukan.
Surat kabar Iris Yordan telah mendapatkan sejumlah pesan media AS yang dikirimkan oleh seorang tentara AS kepada istrinya yang menggambarkan saat-saat terakhir dalam kehidupan mantan Presiden Irak Saddam Hussein.

Tentara AS tersebut menggambarkan , pada saat akan dilakukan pelaksanaan eksekusi mati terhadap Presiden Saddam Hussein, tentara Amerika itu melihat Saddam lebih dekat dengan keajaiban dan tersenyum dalam menghadapi kematiannya.
Surat kabar itu menambahkan, mengutip
perkataan tentara Amerika tersebut yang
mengatakan:

“Saddam tersenyum setelah pengucapan kesaksiannya sebelum eksekusi, terus tersenyum sampai dia meninggal, hal ini
menunjukkan bahwa Saddam seperti sedang melihat sesuatu yang membuat hatinya senang dan karena itu mengulang pengucapan kalimat syahadatnya lebih dari sekali sampai dia meninggal.”

Sebagian dari apa yang dinyatakan dalam surat itu, menurut surat kabar Yordania adalah:

“Saddam terlihat tegar, sementara para
eksekutornya terlihat takut, beberapa dari mereka gemetar ketakutan dan yang lainnya untuk menutupi ketakutan menutup wajahnya dengan penutup wajah menyembunyikan kepanikan mereka. Saya hampir keluar dari ruang eksekusi,
ketika saya melihat Saddam tersenyum setelah dia mengatakan simbol kaum muslimin (Laa Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah/tidak ada tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah)

.

” Saya berkata pada diriku sendiri, tampaknya tempat ini penuh dengan bahan peledak yang terkunci dalam eksekusi. Ini adalah kesimpulan yang normal. Hal ini tidak terbayangkan bahwa seseorang tertawa beberapa detik sebelum eksekusi terhadapnya dilakukan.Saya yakinkan Anda bahwa dia (Saddam) tersenyum seperti ia melihat sesuatu yang tiba- tiba muncul di depan matanya .. kemudian ia mengulangi simbol kekuatan umat Islam dan sejenisnya mungkin kejadian ini mempunyai pesan moral yang kuat .. Percayalah, aku telah
melihat sesuatu!” tegas tentara AS tersebut.

Sebagai presiden, Saddam menciptakan
pemerintahan yang otoriter dan mempertahankan kekuasaannya melalui Perang Iran-Irak (1980–1988) dan Perang Teluk (1991). Kedua perang itu menyebabkan penurunan drastis standar hidup dan hak asasi manusia . Pemerintahan Saddam menindas gerakan-gerakan yang dianggapnya mengancam, khususnya gerakan yang muncul dari kelompok-kelompok etnis atau keagamaan yang memperjuangan kemerdekaan atau pemerintahan otonom .

Sementara ia dianggap sebagai pahlawan yang populer di antara banyak bangsa Arab karena berani menantang Israel dan Amerika Serikat, sebagian orang di dunia internasional tetap memandang Saddam dengan perasaan curiga,
khususnya setelah Perang Teluk 1991.
Saddam digulingkan dalam invasi Irak 2003
yang dipimpin oleh Amerika Serikat, dan
ditangkap oleh pasukan-pasukan AS pada 13 Desember 2003.

Pada 5 November 2006 Hakim Ketua Rauf Rasheed Abdel Rahman menjatuhkan hukuman mati dengan cara digantung kepadanya atas kejahatan terhadap
umat manusia .
Pada 26 Desember 2006 , Mahkamah Agung
Irak menyatakan untuk segera melaksanakan vonis yang telah dijatuhkan. Pada 30 Desember 2006, Saddam dieksekusi.


Kini, kondisi Irak justru lebih parah karena ada perang saudara antara pemerintah yang sah ( boneka Amerika ) dengan pemberontak yang menamakan dirinya ISIS yang ingin menjadikan negara Irak sebagai pusat kekhalifahan. (http://hidden-secret.com/home/sejarah/sejarah-dunia/cerita-dibalik-eksekusi-mati-saddam-husein/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar