(Studi Kasus di Pengadilan Negeri Medan)
Pasal-pasal yang efektif berlaku sebagai pedoman eksekusi
adalah Pasal 195 sid Pasal 208 dan Pasal 224 HIR/Pasal 206 sid Pasal 240
dan Pasal 258 RBg. Namun disamping pasal-pasal tersebut, masih ada lagi
pasal yang mengatur tentang eksekusi sebagaimana yang diatur dalam
Pasal 225 HIR/Pasal 259 RBg. Pasal ini yang mengatur tentang putusan
pengadilan yang menghukum Tergugat untuk melakukan suatu ‘perbuatan
tertentu’. Oleh karena itu perlu dikaji khususnya menyangkut tentang
hambatanharnbatan eksekusi putusan pengadilan dalam kasus tanah berikut
bangunan diatasnya. Untuk mengkaji hal-hal tersebut di atas akan
dilakukannya suatu analisis terhadap berbagai aspek hukum balk dari segi
kelentuan peraturan peraturan yang berlaku mengenai pertanahan berikut
bangunan serta meneliti atau menelaahnya dari segi pelaksanaan. Maka
metode pendekatan penelitian yang dilakukan melalui pendekatan yuridis
soslologis. Lokasi penelitian dilakukan di Pengadilan Negeri
Medan-Sumatera Utara, alasannya karena tingginya intensitas kasus tanah
berikut bangunan yang akan dieksekusi. Populasi dari penelitian ini
bersifat homogen maka sample diperoloh atau dipilih dengan rnenrjqunakan
teknik purposive sampling yaitu sebanyak 10 (sepuluh) orang terdiri
atas permohonan eksekusi. Dan Untuk melengkapi data diperlukan tambahan
informan dari nara sumber lain, yaitu : Hakim/Ketua Pengadilan Negeri
Madan sebanyak, 2 orang, jurusita / Panotera sebanyak 3 orang, dan BPN
sebanyak 2 orang dan pengacara sebanyak 2 orang. Untuk rnendapatkan data
yang relevan dan akurat, maka digunakan : studi dokumentasi, wawancara.
Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis secara kuatitatif dengan
menggunakan metode induktif dan metode deduktif, Penelitian ini
dilakukan dengan pengumpulan yakni; data sekunder disusun secara
sistematis menurut subtansinya dan dianalisis untuk memperoleh gambaran
tentang pokok permasalahan. Data primer dikumpulkan dan kemudian diolah
dengan cara dikelompokan sehingga akan menghasilkan data yang lebih
sederhana dan mudah dimengerti. Kemudian dianalisis secara kuantitatif
dan ditafsirkan secara logis dan sistematis dan kemudian ditarik
kesimpulan yaitu dengan berpikir secara induktif. Hasil penelitian
diperoleh bahwa faktor-faktor yang menjadi penyebab meningkatnya kasus
eksekusi tanah berserta bangunan diatasnya yang disidangkan di
Pengadilan Negeri Medan, adalah; a. adanya penyimpangan hukum terhadap
penetapan pelaksanaan eksekusi, b. adanya unsur penipuan terhadap objek
yang akan dieksekusi, c. biaya eksekusi terlalu tinggi (tergantung
kualitas objek yang dieksekusi), d. adanya campur tangan (intervensi)
dari atasan, misalnya kebijakan pengadilan yang lebih tinggi
mempengaruhi adanya penetapan pelaksanaan putusan eksekusi yang lebih
rendah sedangkan yang menjadi hambatan-hambatan yang dihadapi Pengadilan
Negeri Medan dalam melaksanakan eksekusi tanah beserta bangunan
diatasnya terhadap putusan yang telah berkekuatan hukum tetap, adalah;
a. adanya penundaan dan keterlambatan dalam petaksanaan eksekusi, b.
biaya dalam proses pelaksanaan eksekusi terlalu besar yang harus
dikeluarkan oleh eksekutan, c. tidak ada koordinasi/kerjasama dalam
pelaksanaan eksekusi (Poltsi, Militer dan Camat/kelurahan serta Pemuda
setempatlOKP) d. adanya perbedaan pendapat tentang batas tanah dan
bangunan, artinya ukuran tanah tidak cocok yang tertulis dalam putusan
dengan kenyataan yang ada. Disarankan kepada pemerintah untuk
memperhatikan kepentingan, terutama masyarakat. Pada umumnya dikalangan
masvarakat, lebih-Iebih dari kalangan pengusaha yang menekankan
efisiensi waktu, biaya serta prosedur dan proses beracara di pengadilan
sangat lama dan melelahkan. Berte.lian dengan hal-hal tersebut, maka
putusan serta merta merupakan alternatif terbaik yang diharapkan pencari
keadilan, sehingga diharapkan mampu meningkatkan kewibawaan lembaga
peradilan, satu dan hal mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap
lembagaperadilan yang efektif dan efisien. It has been existed articles
effective adopted as guidance for execution such as Article 195 through
Article 208 and Article 224 HIR/Article 206 through Article 240 and
Article 258 RBg. Still, available other articles regulating the
execution as mentioned in Article 225 H1R/Articie 259 RBg. This Article
however, regulating about the adjudication that judge the accused for
doing a certainty act. Therefore, it is necessary to study it
particularly concerning the barriers in executing the adjudication in
the case for the land and its building on it. In order to study the
cases above perhaps demand an analysis to various legal aspects either
from the regulation rule that legal and effective to apply regarding the
land and its building and to research and interpret specifically on the
implementation. The approach method for the research adopted perhaps in
a sociological juridical approach. The location of research taken place
on Pengadilan Negeri (State Court) of Medan. Since it is so high
intensity for land and its building cases to have execution is
reasonable. The population to this research seemly is homogenous so the
sample should be taken by using a purpose sampling technique namely with
10 (ten) respondents consisted of the requesting for execution. Still
required an additional informant as another source is to equip the data,
such as; the judge/chairman of state court of Medan 2 persons. Court
secretary namely 3 personnel, and from BPN with 2 personnel, with 2
lawyers as well as. In order to have relevant and accurate data, there
adopted also documentation study, interview and others. Further the data
taken then analyzed qualitatively by using an inductive and deductive
method. In this research perhaps also conducted gathering data such as
secondary data as arranged systematically according to its substance and
then analyzed for having description about the main theme. Primary data
gathered and then processed according to its classification in
resulting more simple data and easy to understand. Further still
analyzed in quantitative and interpret it logically and systematically,
and then take conclusion namely in inductively bases. The result of
study showed that the factors cause the rising cases for execution to
the land and any building on it in summoning in the City Court are; a.
existing deviation for law in taking adjudication for execution, b.
available deceitful on the object for execution, c. it is high cost for
execution (depends on the quality of object for execution), d. seemly
available an intervention by top in superior, for instance an
adjudication by higher level court influencing the existing adjudication
as lower level court in implementing execution, while the barriers to
that case as City Court face in doing execution according to the
adjudication such as; a. available postpone and retardation in
execution, b. required a high cost for processing the execution spent by
executor, c. available bad coordination/cooperation in doing execution
(Police, Military and Camat/ kelurahan-local authority and local
community (OKP), d. available different opinion about the land and
building edges, sometimes found the land size is not conform with the
data written in the adjudication with the existing. Suggestible the
government should care public interest as priority. In generally people
think and demand press time efficient down, cost and procedures
particularly those businessman mostly complain so long time processing
spend and tired in court. In regarding with that above matters, urged
any adjudication should be immediately the best alternative as required
by which seeking justice this hopefully may repair the authority of
court institute, at least having restitution public trust on the court
institute effectively and efficiently. Prof. Syamsul Arifin, S.H., M.H
sumber: http://www.researchgate.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar