Juni 05, 2015

Hasil Riset: Perang Narkoba Lewat Eksekusi Mati, Tak Efektif


Indonesia harus mengubah strategi perang terhadap Narkoba

Hasil Riset: Perang Narkoba Lewat Eksekusi Mati, Tak Efektif
etugas Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri melakukan menggelar barang bukti narkoba jenis Sabu beserta 5 orang tersangka, Jakarta, Selasa (21/04/2015) (VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi)
 
  Jurnal ilmiah terkemuka Inggris, The Lancet, menerbitkan surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo perihal komitmen Indonesia menyatakan perang terhadap narkoba.

Jurnal yang berbasis riset ini, mengimbau pemerintah untuk mengubah strategi dalam memerangi bahaya narkoba. Menurut jurnal medis ini, upaya berupa perehabilitasian paksa dan hukuman mati bagi penggunanya, telah terbukti tidak efektif di berbegai negara.

"Pendekatan perang melawan narkotika, telah terbukti gagal di berbagai negara lain di dunia. Bahkan menyebabkan lebih banyak masalah dibandingkan membantu menyelesaikan masalah,” ujar salah seorang penulis jurnal The Lancet yang juga Peneliti dan pengamat senior di Pusat Penelitian HIV/AIDS Unika Atma Jaya Irwanto, dalam keterangan tertulisnya kepada VIVA.co.id, Jumat 5 Juni 2015.

Dari hasil riset, lanjut Irwanto, Indonesia sesungguhnya telah memiliki sejumlah program berbasis kesehatan yang secara empirik telah memberikan hasil positif sejak awal tahun 2000.

Sejumlah pilihan program itu seperti, penyediaan dan penukaran jarum dan alat suntik steril, terapi substitusi opioid, serta perawatan (adiksi) napza yang sukarela dan berbasis komunitas.

Namun demikian, sayangnya beragam program itu justru tak menjadikan komitmen dan pilihan penting strategi menghadapi narkoba di Indonesia.

Akibatnya, kebijakan yang ada tidak  menyediakan ruang dan peran bagi program kesehatan secara bermakna.

"Dana kita yang terbatas justru digunakan untuk pendekatan berbasis rasa takut yang akan mendorong orang-orang yang membutuhkan rawatan semakin jauh dari program kesehatan,” tambah peneliti dari Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Ignatius Praptoraharjo.

Sebab itu, sejumlah peneliti ini sepakat untuk mendesak pemerintah segera merevisi strategi mereka dalam memerangi narkoba di Indonesia. Sebuah kebijakan nasional, penting diperlukan sehingga tidak menjadi langkah salah dalam menghadapi bahaya narkoba.

“Kita perlu memastikan bahwa kebijakan nasional ditentukan oleh sebuah proses yang transparan dan peer-reviewed terhadap bukti-bukti yang dikumpulkan," ujar Irwanto.

"Setiap nyawa manusia sangat berharga. (Namun) Kita semua tidak mau nyawa manusia yang produktif sia-sia karena narkotika atau karena kebijakan negara yang tidak didasarkan atas data dan informasi terbaik,“ tambahnya. (http://nasional.news.viva.co.id/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar