Berpisah dengan segala yang ia miliki atau senangi, berpisah dengan segala yang disayangi atau dicintai. Memisahkan dengan anak dan isteri serta. Berpisah dengan bapak atau ibu, berpisah dengan harta dan pangkat, berpisah dengan dunia dan segala isinya. Kematian akan menjadi pemisah dari kesemuanya itu.
Mati juga bisa dijadikan pembelajaran yang sangat berharga bagi yang masih hidup. Dan salah satu dari pelajaran dari kematian ini adalah sebagai penasehat terbaik untuk kita semuanya manusia. Penasihat untuk lebih sadar akan tiba giliran kita yang pasti akan datang. Penasihat untuk setiap yang bernafas pasti akan terhenti nafasnya itu nanti suatu hari. Juga penasihat untuk lebih tahu yang berkuasa dan Maha Kuasa itu hanyalah Allah ta'ala.
Tetapi mati juga banyak ditakuti oleh manusia. Ada beberapa penyebab takut mati diantaranya yaitu :
- Karena kurang atau tidak adanya pengetahuan kita tentang mati, keadaan mati dan keadaan setelah mati adalah kegelapan. Semua orang takut menempuh tempat yang gelap dan tidak diketahui.
- Karena dosa dan kesalahan yang sudah bertumpuk dan tidak bertaubat, sehingga mendengar kata mati sudah terbayang azab dan siksa yang didapatkannya akibat dosa dan kesalahannya yang telah dilakukannya.
Hikmah dari kematian dan mengingat akan kematian yang pasti datangnya dan kita belajar dari hal tersebut adalah :
- Mengingat kematian dapat melebur dosa dan zuhud. Hal ini tercermin dalam sebuah hadist Rasulullah SAW yang berbunyi :"Perbanyaklah mengingati kematian, sebab yang demikian itu akan menghapus dosa dan menyebabkan timbulnya kezuhudan di dunia." ( HR. Ibnu Abiddunya )
- Orang cerdik ialah orang yang banyak mengingati mati Hal ini tersirat dalam sebuah hadist yang berbunyi : "Secerdik-cerdik manusia ialah yang terbanyak ingatannya kepada kematian serta yang terbanyak persiapannya uantuk menghadapi kematian itu. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar cerdik dan mereka akan pergi ke alam baka dengan membawa kemuliaan dunia dan akhirat." ( HR. Ibnu Majah ).
Bahkan dalam proses kelahiran, sesudah kelahiran hal ini banyak terjadi. Bayi yang baru lahir langsung menghembuskan kematian juga tidak terhitung jumlahnya, bahkan yang tak bernyawa sebelum sempat menghirup udara bebas pun tidak cukup kita hitung dengan jari-jari.
Fiqih Islam menggariskan kita bahwa tak ada satu benda pun yang boleh ikut masuk ke liang lahat kecuali kain kafan. Siapa pun dia. Kaya atau miskin. Penguasa atau rakyat jelata. Semuanya akan masuk lubang kubur bersama bungkusan kain kafan. Cuma kain kafan itu. Itu pun masih bagus. Karena, kita terlahir dengan tidak membawa apa-apa.
Cuma tubuh kecil yang telanjang. Lalu, masih layakkah kita mengatas-namakan kesuksesan diri ketika kita meraih keberhasilan. Masih patutkah kita membangga-banggakan harta dengan sebutan kepemilikan. Kita datang dengan tidak membawa apa-apa dan pergipun bersama sesuatu yang tak berharga.
Semoga kita bisa belajar dari arti dan hakikat sebuah kematian ini dengan baik dan mempersiapkan bekal untuk kehidupan nan abadi di akherat kelak aamiin. (http://tamannya-hati.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar