Mei 23, 2015

Nestapa Mary Jane Berawal dari Negeri Jiran Malaysia 2010

 Dini hari itu, Rabu 29 April 2015, Mary Jane Veloso bersiap menghadapi regu tembak. Ia tak punya pilihan. Peti mati berlapis kain satin putin sudah dibuka, 3 peluru dimasukkan secara acak ke 12 senapan yang akan diarahkan ke tubuhnya.

Sejumlah keluarganya menunggu di sebuah tenda yang telah disiapkan di Pulau Nusakambangan. Lainnya berada dalam bus menuju Jakarta, bersiap menyambut jasadnya.

Sementara, 2 anak lelaki Mary Jane tertidur di sebuah mobil van yang terparkir di jalan menuju dermaga penyeberangan ke Nusakambangan. Sesaat selepas tengah malam, seorang jurnalis berkata pada bocah-bocah itu: ibu mereka lolos dari regu tembak.

"Mamaku hidup! Mamaku hidup!," teriak mereka kegirangan dini hari itu, seperti dikutip dari Washington Post, Kamis (30/4/2015).

Mary Jane adalah satu-satunya yang lolos dari eksekusi mati Rabu dini hari itu. Setidaknya hingga saat ini. 8 Lainnya tamat di Nusakambangan, termasuk 2 anggota sindikat Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.

Keputusan untuk tidak menyertakan perempuan 30 tahun itu dalam eksekusi mati diambil pada menit-menit terakhir. Setelah kabar yang menyebut perempuan yang diduga memasukkan heroin bernilai US$ 500 ribu ke tas Mary Jane, menyerahkan diri ke polisi Filipina.

Aparat Filipina kini sedang menyelidiki dugaan Mary Jane adalah korban trafficking. Kesaksiannya dibutuhkan untuk menuntaskan kasus itu.

Presiden Indonesia, Jokowi mengaku menghormati proses hukum di Filipina. "Itu alasan mengapa kita menunda eksekusi," kata Joko Widodo.

Apapun, kabar Mary Jane tak jadi dieksekusi disambut gembira sang ibu. "Keajaiban telah terjadi," kata Celia Veloso kepada radio DZMM. "Kami sangat gembira. Aku nyaris tak percaya anakku masih hidup." (http://news.liputan6.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar